Wednesday, May 29, 2013

Mountain View (International School), Salatiga


Objek Penelitian                      : Standar Proses dan Standar Kependidikan
Tempat dan Lokasi                : Mountain View (International School), Salatiga
Tanggal & Waktu Observasi : 14 Mei 2013, 14.00-16.00 WIB
Narasumber                            : Miss Karen (Pendiri Mountain View)
Fokus Penelitian                     : Kurikulum
Deskripsi Kegiatan                  :
            
       Setelah menyantap makan siang dan melaksanakan ibadah shalat dzuhur, kami melanjutkan perjalan ke Mountain View International School di Salatiga. Hanya 10 menit waktu yang ditempuh dari alun-alun kota Salatiga hingga sampai ke Mountain View. Sesampainya disana, kami sedikit merasa tegang karena status sekolah tersebut yang notabene merupakan sekolah bergengsi dan bertaraf international. Tetapi ketegangan itu dapat dicairkan kembali setelah kami bertemu dengan miss Karen. Dan kami pun disambut dengan sangat baik. Kami dipersilahkan untuk melihat ke sekeliling sekolah Mountain View.
Data yang Didapat               :
Kurikulum Indonesia or Kurikulum Amerika?

Mountain View didirikan oleh sepasang suami istri berkebangsaan Amerika. Karen dan suami nya lah yang mendirikan sekolah tersebut. Megah, asri, mewah dan american school stylist itulah kesan yang didapat saat kami berkunjung.
            Bukan hanya proses pembelajarannya, ternyata Mountain View juga memiliki kurikulum tersendiri yang membedakan dengan kurikulum Indonesia. Mountain View mengadopsi american curiculum yang sangat berbeda jauh dengan kurikulum di Indonesia. Metode dan strategi nya pun sangat berbeda. Jika di Indonesia metode menghafal sangat dikedepankan dan ditekankan, maka di Mountain View model berpikir kritis dan kreatif lebih ditekankan.
            Karen mengatakan, “kebanyakan kurikulum Indonesia, hafal, hafal,hafal. Kalau disini harus tahu topik nya, harus tahu subjeknya nanti diberi waktu untuk berpikir, kenapa bisa seperti ini atau kenapa bisa seperti itu. Anak juga harus kreatif dan menemukan sesuatu. Jika hanya memorize anak sulit untuk berpikir out of the box.”
            Jadi jelaslah perbedaan yang terlihat antara kurikulum amerika dengan kurikulum Indonesia. Kurikulum Indonesia memfokuskan diri pada “hapalan”, sedangkan kurikulum Amerika mengedepankan “think for them selves”. Bagaimana menurut kalian?

(Kelompok 3 IPI: Aeni, Fira, Icha, Bandi, Meily dan Farah)

No comments:

Post a Comment