Kelompok 1 IPI 2010 (Arum, Ibnu, Alfiah, Euis, Vicky dan Zulfikar
STANDAR KOMPETENSI DAN STANDAR PEMBIAYAAN.
Bali Bina Insani
Berdirinya
Pondok Pesantren Bali Bina Insani tanggal 27 Oktober 1996 adalah
berawal dari pendirian Pondok Yatama tanggal 27 Oktober 1991. Sejak
pemuda bernama Ketut Imaduddin Djamal masuk di Pondok Pesantren
Nahdlatul Wathon Seloong Lombok Timur tahun 1968, jiwa pondok pesantren
mulai tersemai.
Pondok Pesantren Bali Bina Insani terletak di Desa Meliling Kecamatan
Kerambitan Kabupaten Tabanan (11 km barat Kota Tabanan, + 32 km dari kota Denpasar). Pondok Pesantren ini berdiri di areal seluas 5700m2, dan berada di tengah-tengah masyarakat Hindu yang taat melaksanakan ajaran-ajaran agamanya.
Keberadaan
Pondok telah diterima dengan baik oleh masyarakat setempat karena
beberapa faktor, diantaranya faktor kesejarahan, yang tidak pernah
melahirkan komplik etnis dan agamis serta faktor toleransi (tasammuh),
kebersamaan dan kesetaraan (musawwah).
Para
santri dan santriwati mayoritas berasal dari Propinsi Bali, tapi ada
juga dari Propinsi-Propinsi lain di Indonesia, seperti dari Sumatera,
Jawa, Lombok, NTT dan dulu banyak berasal dari Timtim. Jumlah santri
dan santriwati saat ini 141 orang dengan 34 orang guru. Sebanyak 9
orang ustad dan 8 ustadzah sebagai guru tetap yang mendampingi dan
mengkoordinir kegiatan santri selama 24 jam.
Persyaratan untuk mendapatkan Ijazah yaitu harus Hafal 30 JuzAma.
PENGAJAR
Para
pengajar terdiri dari lulusan–lulusan perguruan tinggi yang berbasis
keagamaan seperti dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah dan Alumni Pondok
Pesantren lainnya serta dari perguruan tinggi umum (IKIP, UNUD). Di
antara para guru terdapat beberapa orang yang beragama Hindu dengan
mengajarkan mata pelajaran sesuai dengan keahliannya serta mengajarkan
tradisi masyarakat Bali dengan tujuan agar para santri memahami
tradisi yang hidup di tengah-tengah masyarakat sehingga komunikatif
dan interaktif dengan lingkungannya.
SISTEM
Pondok Pesantren Bali Bina Insani mengadopsi sistem yang ada di
Pondok Pesantren Darusssalam, Gontor, Darunnajah Jakarta yaitu mencoba
menerapkan komunikasi sehari-hari dengan menggunakan bahasa arab dan
inggris yang dibimbing langsung oleh Ustad dan Ustazah yang menguasai
bidang ini. Sistem ini diterapkan agar para santri dapat mengkaji
literatur klasik (kitab kuning) serta mempersiapkan mereka agar mampu
memasuki pangsa kerja sebagai guide di bidang kepariwisataan mengingat
Bali merupakan primadona wisatawan manca negara.
KEGIATAN
Para
santri melakukan kegiatan seperti layaknya pondok-pondok pesantren di
tempat lain yaitu : mulai dari jam 04.00 pagi sampai dengan jam 10.00
malam. Dalam rentang waktu tersebut mereka mengikuti kegiatan
formal dan non formal. Kegiatan formal yaitu : menuntut ilmu di
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang berada di kampus Pondok.
Sedangkan yang non formal mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat
kepondokan yaitu : muhadoroh, muhadatsah, kepanduan (Pramuka),
kajian-kajian kitab kuning serta kursus-kursus. Kursus yang sedang
dilaksanakan pada saat ini yaitu kursus otomotif kerja sama antara
Pondok dan LLK Tabanan (Depnaker).
Kajian-kajian
terhadap kitab kuning salah satunya dengan menggunakan pengantar
Bahasa Bali yaitu : membahas Kitab Attargib wat tarhib, Ta’limul
Muta’allim. Ini dilakukan untuk memberikan bekal kepada santri agar
mereka memahami Bahasa Bali serta tidak tercabut dari akar dan tradisi
masyarakat Bali.
Dengan pembayaran untuk MTs dengan jumlah 3.660.000 dan MA 3.690.000.
Uraiannya seperti berikut:
Registrasi pembayaran sebesar 100.000
Syariah/ Bulanan I seperti SPP dan uang makan 395.000/MTs dan 425.000/MA
Alas Tidur dan Ranjang 800.000
Seragam 715.000
Meja kursi dan Almari 1.000.000
Infaq sarana dan prasarana 500.000
Biaya kesehatan setahun 150.000
Syukron jaziilan ala husni simaahatikum fil kitaabati an ma'hadina
ReplyDeleteplease visit http://www.pesantrenbali.com, and find pesantren di bali at you tube
ReplyDelete