Thursday, May 16, 2013

Qaryah Thayyibah; Minoritas Yang Seksi


Selasa (14/5) KKL IAI FIS UNJ 2013 dalam kunjungan mahasiswa jurusan Ilmu Agama Islam ke sebuah komunitas belajar Qaryah Thayyibah (QT) di desa Kalibening-Salatiga. Awalnya para mahasiswa dan beberapa dosen pembimbing sempat kebingungan karena informasi awal tempat belajar ini di katakan sebagai Pondok Pesantren, hingga akirnya kami langsung berjumpa dengan murid-murid dan pengasuh di komunitas belajar QT julukan yang biasa murid disitu gunakan. Kami langsung disambut dengan hiburan video kegiatan sehari-hari di komunitas belajar QT dan beberapa video klip hasil karya murid QT. Pak Jono dan pak Alwi mewakili pengasuh komunitas belajar menceritakan 1 tahun belakangan tentang komunitas belajar QT dan dosen pembimbing dari jurusan Ilmu Agama Islam pun menyampaikan apa sebenarnya yang sedang mahasiswa-mahasiswa cari di tempat tersebut.


Pak Jono sebagai salah satu pengasuh yang kami temui dan kami ajak bicara bercerita panjang tentang komunitas belajara QT yang kurang lebih sudah 10 tahun berdiri. Menurutnya komunitas belajar ini hanya memiliki tempat di sebuah kamar di rumah Baharudin yang merupakan pencetus komunitas bealajar ini. Sampai akhirnya komunitas belajar ini banyak diketahui masyarakat, katanya wartawan kompas lah yang pertama kali membuat komunitas ini diketahui banyak orang. Perkembangan pembangunan komunitas belajar ini pun merupakan hasil sumbangan orang yang suka dan simpati kepada komunitas ini, mulai dari masyrakat umum hingga mahasiswa dari kampus-kampus bahkan sudah hampir dari sabang hingga marauke.
Kegitan di komunitas belajar Qaryah Thayyibah memang dirancang dan dilakukan murni oelah murid-murid disana, dan didampingi oleh pembimbing untuk beberapa hal. Misal kami sedikit mengambil contoh dari sebuah coretan ide yang akan dilaksanakan oleh murid-murid. Pawai; Gerak Jalan dan Pawai.

“Bagaiman untuk meramaikan QT, kita membuat event tentang gerak jalan dan pawai. Jadi begini, setiap setiap kelas mengikuti lomba gerak jalan. Nah, per kelas berdandan atau berkostum sesuai kesepakatan masing-masing. Contoh: OSA berdandan ala bunga, EKG berdandan ala horror, dll.  Nah, kita start di QT, berjalan mengitari Kalben –kalibening- dan di garis akhir ada bendera  finish. Yang menang, mendapat hadiah khusus dari panitia.”(Ide SAN.EKG)

Mengenai biaya yang ada di komunitas belajar Qaryah Thayyibah yang berhasil kami ketahui mereka pun menadapat bantuan dari Asian Foundation, dari hasil seketsan bangunan yang dibuat oleh murid QT Asian Foundation memberikan bantuan untuk membangun gedung yang direncanakan memiliki 5 lantai. Dan sekarang bangunan tersebut masih dalam proses baru lantai pertama dan dua yang terlihat sudah bisa digunakan. Walupun fasislitas belum sepenuhnya selesai belajar harus terus jalan.

Pak Jono sebagai pengasuh selalu mengatakan kepada murid-murid Qaryah Thayyibah, “Belajar itu tidak menunggu fasilitas tapi teruslah belajar selagi mampu, semasih hidup”
[Imam_hd]

No comments:

Post a Comment